GARUT.– Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan, kepada pengusaha untuk membayarkan tunjangan hari raya (THR) karyawan dan buruh pada lebaran 2021 .
Hal ini dilakukan sebagai upaya pemerintah mendorong pemulihan ekonomi. Sebab, THR menjadi instrumen pendorong konsumsi menjelang Idul Fitri.
Airlangga menilai, THR memperkuat daya beli masyarakat dan menstimulasi aktivitas konsumsi dan belanja masyarakat.
Baca Juga:Perempuan Dalam Bayang-Bayang Kekerasan OnlineLacak Keberadaan Kapal Selam Nanggala-402, Minta Bantuan Singapura dan Australia
Pemerintah memperkirakan adanya potensi riil peningkatan konsumsi sebesar Rp151,2 triliun dari pemberian THR dan gaji ke-13 pada Ramadhan 1442 H dan Lebaran 2021.
“THR ini untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan menggerakan kinerja perekonomian secara keseluruhan, terutama pada triwulan II-2021,” ujar Airlangga kepada wartawan di Jakarta, Rabu (21/4).
Selain itu, potensi peningkatan konsumsi itu diperkirakan akan muncul dari karyawan yang menjadi anggota BPJS Tenaga Kerja yang diperkirakan mencapai 20 juta orang.
Dengan begitu, jika per orang kurang lebih mendapatkan THR sebesar Rp5 juta, maka potensi konsumsinya sebesar Rp100 triliun.
Sementara untuk pekerja formal yang non anggota BPJS Tenaga Kerja diperkirakan sebanyak 36 juta orang.
‘’Jadi, apabila per orang mendapatkan THR kurang lebih sebesar Rp2 juta maka potensi konsumsinya sebesar 72 triliun rupiah,’’ucapnya.
Sedangkan, untuk ASN (aparat sipil negara), TNI dan Polri di Indonesia diperkirakan terdapat 4,3 juta orang yang menerima THR, dimana per orang kurang lebih mendapatkan Rp5 juta.
Baca Juga:Nenek Restui Nathalie Holscher untuk CeraiDPR Soroti Seribuan Nama Penerima BST Raib
Selain itu ada gaji ke-13 yang diterima ASN, TNI dan Polri yang diperkirakan sebesar Rp5 juta.
‘’Potensi konsumsi dari sektor ini diperkirakan mencapai 43 triliun rupiah,’’sebut Airlangga.
Kendati begitu, perhitungan tersebut adalah prediksi pemerintah dengan potensi sebesar 70 persen potensi THR akan dipergunakan untuk konsumsi atau sebesar 151,2 triliun rupiah.
Angka tersebut meski hanya sebesar dua persen dari total konsumsi rumah tangga nasional akan tetap cukup tinggi dan diyakini akan menggerakkan perekonomian sepanjang bulan Ramadan dan Lebaran.
Lebih lanjut Airlangga menuturkan, pada 2020 Badan Pusat Statistik menyatakan telah terjadi penurunan konsumsi rumah tangga sebesar 2,63 persen.
‘’Jadi, lewat adanya kepastian THR tadi, diharapkan tahun 2021 ini tidak terjadi lagi. Bahkan diharapkan terus meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,’’tutur Ketua DPP Partai Golkar itu.