GARUT, BANDUNG – Harga ayam potong di sejumlah pasar di Kota Bandung mengalami kenaikan seiring akan dimulainya ibadah bulan suci Ramadan. Seperti di Pasar Kiaracondong (kircon) harga ayam potong sampai Rp 38 hingga 40 ribu perkilogramnya.
“Satu kilonya Rp 38 ribu kang. Emang naik dari beberapa hari kemarin,” ujar Hasan, salah seorang pedagang di Pasar Kiaracondong pada Rabu(7/3/2021).
Ketika ditanya soal penyebab naiknya harga ayam potong belakangan ini, ia tidak begitu yakin alasannya.
Baca Juga:Ketua DPC PDI Perjuangan Garut Kunjungi 4 Keluarga Korban Kebakaran di TalegongSoal Kasus Penganiayaan Jurnalis Tempo, Mahfud MD Diminta Jangan Hanya Bisa Bicara
“Saya pedagang cuman menjual saja. Di pasar harganya kami jual segitu karena memang dari penyedia ayam harganya ya engga jauh segitu,” katanya.
“Tapi memang jelang puasa biasanya harga itu akan cenderung naik sampai lebaran,” tambahnya.
Kenaikan harga ayam potong tersebut membuat beberapa pembeli merasa terbebani karena kenaikan yang terjadi dinilai sudah cukup tinggi.
“Ada aja pembeli itu yang keberatan. Tapi ya mau gimana lagi kita juga itu barang hanya ambil dari bandarnya kan,” ujarnya.
Dani, salah seorang pedagang di Pasar Cihaurgeulis juga memberikan keterangan yang sama perihal kenaikan harga ayam potong. Menurutnya, kenaikan sudah terjadi sejak seminggu kebelakang.
“Dulu Rp 35 ribu, sekarang sudah naik jadi Rp 40 ribu perkilogramnya,” katanya.
“Emang udah dari sananya mahal,” tambahnya.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, Elly Wasliah, mengatakan HET untuk ayam potong sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 7 Tahun 2019 adalah Rp 35 ribu perkilogram.
Baca Juga:Relawan Dilatih Pendataan Berbasis SDGsAnak Punk Nyaris Bunuh Diri Karena Hamil di Luar Nikah
“Daging ayam juga sekarang agak bergerak naik yang terendahnya 35 ribu dan yang tertingginya adalah 40 ribu, HET untuk daging ayam di 35 ribu,” ujarnya di Bandung pada Selasa(6/4).
Kenaikan harga tersebut, menurut Elly, masih sebatas wajar. Pasalnya, kenaikan harga kerap terjadi menjelang masuknya bulan Ramadhan yang diakibatkan meningkatnya permintaan konsumen.
“Bahwa namanya menjelang Ramadhan ini pasti lebih meningkat dibandingkan pasokan atau supply. Nah ini kebiasaan atau budaya di Kota Bandung pasti jelang Ramadhan ini permintaan meningkat,” katanya.
Meski begitu, Elly menjamin bahwa, ketersediaan stok pangan di Kota Bandung masih dalam batas aman. Bahkan, ketersediaan tersebut diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat hingga dua bulan ke depan.