Buwas : Indonesia Tidak Impor Beras Tiga Tahun Terakhir

Buwas : Indonesia Tidak Impor Beras Tiga Tahun Terakhir
0 Komentar

RADAR GARUT, JAKARTA – Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso memastikan bahwa dalam kurun waktu tiga tahun terakhir atau sejak 2018, Indonesia tidak pernah melakukan impor beras. Hal itu sesuai klaim yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Seperti yang saya sampaikan, apa yang disampaikan oleh Bapak Presiden kita bahwa kemarin beliau menyampaikan bahwa selama tiga tahun kita tidak pernah impor (beras). Memang Bulog selama tiga tahun ini tidak pernah impor,” ujar Buwas, demikian Budi Waseso biasa disapa, dalam konferensi pers virtual, Senin (29/3).

Buwas memastikan, jika didalam laporan Badan Pusat Statistik (BPS) ada laporan impor beras dalam jumlah kecil, maka sebenarnya itu adalah beras premium yang tidak diproduksi di Indonesia, yang diperlukan untuk kebutuhan khusus.

Baca Juga:Dua Kampung di Selatan Garut Ditetapkan Jadi Kampung Siaga BencanaPertamina Lakukan Quick Response Pemadaman Kilang Balongan Yang Terbakar

“Kalaupun ada data dari BPS, itu adalah beras khusus. Beras khusus ini ada untuk kebutuhan khusus, misalnya kebutuhan hotel dan restoran yang bersifat khusus. Ini bukan Bulog yang impor, tapi swasta. Itu sesuai kebutuhannya. Jadi tidak ada beras impor umum dari negara-negara lain yang diimpor masuk ke Indonesia. Jadi ini saya perlu disampaikan sehingga sampai hari ini memang Bulog belum melaksanakan impor,” tegasnya.

Adapun untuk menghadapi bulan Ramadhan dan Iedul Fitri, Buwas menyebut Perum Bulog saat ini tengah fokus untuk menyerap hasil panen raya petani. Ia optimistis, kebutuhan beras akan tercukupi tanpa harus melakukan impor.

“Perlu saya sampaikan kepada teman-teman karena kita punya tanggung jawab untuk ketersediaan masalah beraa di seluruh Indonesia. Maka saya sampaikan pada kesempatan ini sekarang sedang musim panen yang saya punya kewajiban untuk menyerap hasil panen dari para petani,” tuturnya.

“Bulog akan menyerap (beras petani) sampai dievaluasi bulan Juni. Ini dipastikan oleh Bapak Presiden. Saat ini kita mengutamakan produksi petani dan sampai bulan Juni kita evaluasi,” pungkasnya. (git/fin.co.id)

0 Komentar