“Artinya harus pindah desa, tapi masih satu kecamatan. Tidak terlalu jauh. Hanya sekitar 1 kilometer dari lokasi semua,” kata dia.
Ia menambahkan, kondisi di lokasi bencana hingga Kamis (18/3) masih terdapat longsoran kecil. Rumah warga di sekitar lokasi juga disebut sudah dikosongkan. Karenanya, Pemkab Garut akan segera bergerak untuk penanggulangan kebencanaan di wilayah itu.
Menurut Tubagus, kendala yang saat ini dihadapi adalah belum semua warga terdampak sepakat direlokasi ke Desa Mekarsari. Masih ada sebagian warga yang belum setuju.
Baca Juga:Charly Setia Band Jadi Duta Gerakan Ayo Masuk SekolahRibuan Pohon Teh di Cikajang Ditebang
“Itu masalahnya. Kita masih proses sosialisasi. Sebab, dari hasil kajian PVMBG, wilayaj itu tak bisa lagi ditempati. Relokasi itu kan untuk keselamatan,” kata dia.
Tubagus mengatakan, saat ini Pemkab Garut sebenarnya hanya tinggal menunggu kesepakatan dari warga terdampak. Jika seluruhnya sudah sepakat, dinas terkait akan segera bergerak melakukan pembangunan. Proses pembangunan diperkirakan enam bulan selesai.
Selama proses relokasi, warga terdampak akan mengungsi secara mandiri. Namun, menurut dia, Pemkab Garut akan memberikan stimulus untuk jatah hidup dan sewa rumah.
Ihwal pembangunan rumah di lokasi relokasi, Tubagud menjelaskan, akan menggunakan kaidah kebencanaan untuk mengantisipasi kejadian serupa di kemudian hari. Misalnya, rumah yang akan dibangun aman gempa, jalan harus pakai tembok penahan tebing (TPT), dan tebing-tebing di wilayah itu harus dibuat terasering.
“Anggaran sudah aman dari APBD. Pak Bupati juga menginstruksikan relokasi harus segera dilakukan, tinggal kesepakatan warga setuju direlokasi semua ke tempat itu. Pengerjaaan bisa cepat juga kalau warga juga ikut gotong royong, pengerjaan bisa cepat,” ujar dia. (igo)