GARUT– Objek wisata Situ Bagendit yang ada di Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut saat ini tengah dibenahi oleh pemerintah dan menggelontorkan anggaran puluhan miliar rupiah. Target dari pembenahan itu, pemerintah menargetkan agar danau terbesar di Kabupaten Garut ini menjadi tempat wisata kelas dunia.
Menyambut hal tersebut, sejumlah mahasiswa di Garut yang tergabung di organisasi PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama), IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama), hingga KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia) Kabupaten Garut melakukan gerakan masyarakat dengan memberikan pembelajaran bahasa inggris bagi warga sekitar Situ Bagendit.
“Saat Bagendit menjadi wisata kelas dunia, tentunya hal tersebut harus sejalan dengan kemampuan warga sekitarnya dalam berbahasa asing, dalam hal ini adalah bahasa inggris. Dengan begitu mereka bisa melakukan interaksi dengan wisatawan mancanegara,” kata penggagas gerakan masyarakat di kawasan objek wisata Bagendit, Irfan Afriansyah, Kamis (18/3).
Baca Juga:Kantor Pemda Kabupaten Bandung Barat Kembali Digeledah KPKDibuka, Ini Jumlah Formasi Baru CPNS dan PPPK 2021
Ia mengharapkan, dengan kemampuan warga sekitar Bagendit mampu berbahasa inggris akan memberikan dampak positif bukan hanya dari kemampuannya saja, namun diluar itu juga ada keuntungan dari sisi ekonomi. Oleh karena itu, menurutnya yang diajari bukan masyarakat pelajar saja, namun juga masyarakat pedagang, tukang parkir, tukang rakit, dan pelaku wisata lainnya.
Irfan menyebut bahwa ia bersama rekan-rekan mahasiswa lainnya tidak hanya akan mengedukasi dalam hal kebahasaan saja, namun lebih dari itu adalah pemahaman lainnya untuk membentuk warga yang sadar wisata. “Kita berharap ada kesadaran yang paripurna dari masyarakat dalam hal wisata, sehingga tidak terjadi hal-hal yang malah akan membuat wisatawan kapok datang ke Bagendit,” sebutnya.
Oleh karena itu, pembelajaran yang diberikan kepada masyarakat juga adalah apa yang harus dilakukan kepada wisatawan asing. Dalam hal ini, pihaknya mengaku bekerja sama dengan salah satu program pendidikan pariwisata salah satu universita di Kabupaten Garut.
“Gerakan ini akan kita lakukan secara berkesinambungan, bukan hanya satu atau dua bulan saja. Ini adalah gerakan kepedulian kita kepada masyarakat. Titik akhir kita adalah English for local community and hospitality tourism,” tutup Irfan.