RADAR GARUT, SUMEDANG – Kecelakaan maut bus Pariwisata Sri Padma Kencana dengan nomor polisi T 7591 TB pada Rabu (10/3) malam kemarin, telah menyebabkan banyak jatuhnya korban jiwa.
Diketahui bahwa bus pariwisata itu membawa rombongan peziarah asal SMP IT Al Muaa’ Wanah, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang.
Terjungkalnya bus tersebut ke jurang diduga akibat tidak kuat ketika melaju di tanjakan Cae, serta adanya dugaan bahwa rem bus sempat blong sehingga sulit dikendalikan ketika berada di kawasan Jalan Raya Malangbong, Wado seusai pulang berziarah di Pamijahan, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Baca Juga:Kawanan Monyet di Wisata Astana Gede Kawali Semakin MeresahkanGelar Perkara, Bareskrim Polri Temukan Unsur Pidana dalam Kasus Unlawful Killing 6 Laskar FPI
Terkait peristiwa nahas itu, Dirgakum Korlantas Polri, Brigjen Kushariyanto mengatakan bahwa Polri telah mendatangkan Traffic Accident Analysis (TAA) untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan.
“Polri telah menerjunkan tim TAA terkait kecelakaan lalu lintas bus Sri Padma Kencana di Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang,” kata Kushariyanto kepada wartawan, Kamis (11/3).
Ia melanjutkan, pendalaman atas peristiwa kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada malam kemarin tersebut akan di-backup pihak Mabes Polri.
“Mabes Polri mem-backup wilayah dengan menurunkan tim TAA dan untuk menganalisa sebelum kejadian, sesaat dan sesudah kecelakaan,” ujarnya.
Kushariyanto menjelaskan bahwa untuk mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan tersebut, akan dibentuk sebuah simulasi.
“Dari situ, kita akan melihat kejadiannya bagaimana, di samping ada keterangan dari saksi karena kemarin kejadian jam 18.30 WIB dalam kondisi TKP tidak ada penerangan,” tuturnya.
Katanya, alat TAA yang digunakan mungkin nanti dalam satu atau dua hari penyidik dapat menggambarkan proses sebelum, sesaat dan setelah kejadian.
Baca Juga:Ditumpangi 59 Orang, Bus Rombongan Peziarah Tak Kuat Menanjak dan Rem Blong hingga Terperosok ke JurangAngkutan Tabrakan dengan Kijang, Sopir Sempat Terjepit
“Dugaan sementara, ini terjadi karena di jalan alternatif dan sepertinya tidak diperuntukkan untuk bus besar,” ucapnya.
“Ini adalah bus pariwisata, perkiraan kita ini sopir belum biasa melewati jalan alternatif Wado. Jadi dalam kontur geografisnya jalan seperti ini mungkin mereka juga sedikit tak jelas, apalagi tidak ada penerangan,” tambahnya.
Dalam pemaparannya, Kushariyanto menegaskan bahwa itu baru perkiraan saja dan nanti mungkin hasilnya dapat diketahui setelah penyelidikan. (mg6/JE)