GARUT– Kerajinan membuat boboko atau bakul di Kampung Samarang Boboko, yang terletak di Desa Samarang, Kecamatan Samarang, sempat padam. Padahal kerajinan ini sudah diwariskan sejak turun temurun dan terkenal hingga ke berbagai daerah.
Tokoh setempat, KH Cecep Suryana, S.Ag pimpinan pondok pesantren Miftahussa’adah yang prihatin dengan nasib kerajinan boboko, berusaha menghidupkan kembali kerajinan tersebut.
KH Cecep mengumpulkan para sesepuh yang sudah bisa dikatakan master dalam kerajinan boboko kemudian memberdayakan mereka untuk kembali memproduksi boboko.
Baca Juga:Tangani Masalah Bangsa, ACT Luncurkan Program GSPN12 Tahun Wawan Mengais Rezeki di Jalan Samarang-Kamojang
Para sesepuh itupun saat ini kembali memproduksi boboko yang dipusatkan di Pondok Pesantren Miftahussa’adah. Karena itu pula, kelompok usaha ini dinamai M’SAMBOK’S yang merupakan kependekan dari Miftahussa’adah Samarang Boboko.
“Mungkin dari sekitar tahun 95 an itu sudah mulai tidak produksi, masyarakat sudah banyak yang tidak membuat. Makanya sekarang dibangkitkan lagi. Ini kan merupakan warisan nenek moyang Samarang Boboko sekarang dipusatkan di pesantren,” ujarnya.
Maksud dan tujuannya adalah untuk kembali mengedukasi generasi muda yang sekarang ini banyak merantau dan memilih bekerja di luar daerah. KH Cecep ingin mengedukasi bahwa usaha di bidang boboko sangat menjanjikan sehingga anak muda tidak perlu merantau jauh jauh karena ada potensi di daerahnya.
Selain itu menurutnya yang paling utama, adalah melestarikan warisan nenek moyang ini merupakan suatu yang luar biasa dan penting dilakukan. Apalagi boboko ini sudah melakat menjadi nama Kampung Samarang Boboko. Dengan demikian warga Samarang Boboko sendiri wajib bangga dengan warisan tersebut.
Dengan usahanya tersebut, saat ini pengembangan boboko pun mendapatkan respons positif dari Pemerintah. Camat Samarang menurutnya menaruh perhatian yang luar biasa terhadap pengembangan boboko tersebut.
Bahkan kabarnya dari Kementerian pun ada yang mengunjungi pondok pesantren melihat para sesepuh dalam produksi boboko tersebut. Oleh karena itu KH Cecep berharap agar ke depan pengembangan boboko ini benar-benar terwujud.
KH Cecep sendiri memiliki cita-cita akan mengembangkan satu lokasi yang terintegrasi antara produksi boboko dengan sektor pariwisata. Di lokasi itu diharapkan menjadi pusat edukasi tentang produksi boboko.(fer)