RadarPriangan.com, GARUT – Ajam Nurjaman (42), warga Kampung Babakan Koropeak, RT 04, RW 12, Kelurahan Sucikaler, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut, kembali merasakan dinginnya musim hujan.
Rumah Ajam yang berukuran 8 x 5 meter itu dindingnya hanya dilapisi menggunakan bilik, kemudian ditambal juga dengan terpal bekas spanduk dan triplek. Bahkan kondisinya sudah bolong-bolong.
Karena itulah, ketika musim hujan, air selalu merembes masuk ke dalam rumahnya. Belum lagi dengan terpaan dinginnya angin di musim hujan seperti sekarang.
Baca Juga:Jelang Pendistribusian Vaksin Covid-19, Dinkes Majalengka Usulkan 4.306 Vaksin untuk NakesSriwijaya Air SJ-182 Sudah Berusia 26 Tahun, Masih Layak Terbang?
Bagi Ajam mungkin bisa menahan keadaan seperti itu. Namun bagi anaknya yang masih kecil tentu tidak tahan dengan kondisi tersebut.
Istri Ajam, Wulan mengatakan, setahun yang lalu dia pernah mendapatkan angin segar. Kabarnya rumahnya akan mendapatkan bantuan dari salah satu perbankan melalui sinergi dari Ketua Paguyuban TKSK (tenaga kesejahteraan sosial kecamatan) Kabupaten Garut.
Bahkan rumahnya sudah pernah didatangi oleh beberapa orang yang kabarnya melakukan survey. Di sana Ajam gembira sekali karena sudah dipastikan akan mendapatkan bantuan rehab rumah.
Namun nyatanya hingga sekarang belum juga ada kabar tindak lanjut. Apakah memang mereka akan mendapatkan bantuan rehab ataukah tidak jadi. Ajam dan Wulan ingin kepastian dan tidak merasa digantung seperti sekarang.
” Teteh itu sedih, karena anak masih kecil kadang suka dibawa ke rumah neneknya. Karena di musim hujan itu air suka masuk rumah. Bahkan yang sedihnya lagi kadang rumah itu suka dimasuki binatang,” kata Wulan.
Maka dari itu Wulan ingin kepastian, kapan bantuan itu akan datang. Kalaupun memang tidak jadi, Wulan berharap ada kabar atau konfirmasi dari pihak terkait. (RP)