Petani Garut Mengeluh Harga Pupuk Mahal, Tapi Kartu Tani Belum Bisa Digunakan

0 Komentar

RadarPriangan.com, GARUT – Pemerintah Pusat membatasi subsidi pupuk dengan menerapkan kartu tani. Sehingga tidak semua petani bisa membeli pupuk bersubsidi, melainkan mereka yang menerima kartu tani saja yang bisa membeli pupuk bersubsidi. Itupun terbatas dengan kebutuhan pupuk yang tercantum dalam kartu tani tersebut.

Untuk Kabupaten Garut sendiri harga pupuk bersubsidi di lapangan sudah mulai naik sejak Pemerintah menerapkan kebijakan pembatasan subsidi pupuk.

Gun gun Gunawan (32) petani asal Desa Ciburuy, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut mengatakan, bahkan hingga saat ini dia belum bisa menggunakan kartu tani. Karena berdasarkan keterangan yang diterimanya, kartu tani baru akan bisa digunakan pada tahun 2021 mendatang.

Baca Juga:PLN Gerak Cepat Pulihkan Ganguan Listrik Dampak Cuaca EkstremCegah Lonjakan Kasus Positif Covid-19, Masuk Bandung Harus Rapid Test

Namun yang dia keluhkan, kenapa harga pupuk bersubsidi sekarang ini sudah naik dan mahal sekali.

“Kabar yang saya terima, kartu tani belum bisa digunakan. Nanti tahun 2021 baru bisa digunakan. Tapi sampai sekarang harga pupuk sudah naik,” kata Gun gun.

Dengan kenaikan harga pupuk itu kata Gun gun, banyak petani yang merugi dan menjadi fesimis dengan usaha tani.

Tak hanya pupuk yang naik, harga obat-obatan hama juga mengalami kenaikan. Padahal sepengetahuan dia, hanya pupuk yang dibatasi subsidinya, tapi kenapa obat-obatan juga ikut mahal.

Selain itu kata Gun gun, kartu tani juga memiliki banyak kekurangan. Data kebutuhan pupuk tiap petani yang mendapatkan kartu tani tidak sesuai dengan kebutuhan sebenarnya. Jatah pembelian yang tercantum dalam kartu tani tidak sesuai dengan kebutuhan petani.

Hal itu dia duga karena pada saat penghitungan kebutuhan pupuk, tidak dihitung oleh petugas yang benar-benar kompeten di bidangnya, melainkan ditentukan oleh RT setempat. Karena pada saat pendataan kartu tani, yang menentukan adalah RT. Padahal kata dia, harusnya yang menghitung kebutuhan itu diserahkan kepada penyuluh pertanian atau Dinas Pertanian menerjunkan tim khusus.

“Banyak petani besar yang mengeluh kalau pupuk yang akan mereka dapatkan dalam kartu tani tidak sesuai dengan kebutuhan,” kata Gun gun. (RP)

0 Komentar