RadarPriangan.com, GARUT – Juhara, warga Kampung Ciharus, RW 06 Desa Sindangpalay, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut, mengalami pembusukan di kaki.
Parahnya lagi, warga miskin ini tinggal seorang diri di rumahnya tanpa ditemani istri dan anakya.
Dengan kondisi yang memprihatinkan tersebut Juhara tidak bisa produktif (bekerja) untuk mencari nafkah.
Baca Juga:Jalan Raya Bayongbong Perlu Perbaikan, Banyak Lubang dan GelombangSAKIP Desa dari Sumedang untuk Indonesia
Berdasarkan keterangan Serka Yuharkinus, Babinsa Desa Sindangpalay Koramil 1102/Karangpawitan, bahwa Juhara mengalami sakit sudah cukup lama, namun akhir-akhir ini penyakitnya menjadi parah. Hal itu membuat Juhara kesulitan bergerak dan bekerja untuk mencari nafkah.
Kondisi Juhara itupun diketahui dan diperjuangkan melalui sinergitas Pemerintah Desa, Kecamatan, Babinsa (Koramil) untuk membantu apa yang dapat diperjuangkan.
Diantaranya adalah memperjuangkan agar Juhara mendapatkan BPJS Kesehatan untuk membantu pengobatan penyakitnya tersebut.
Hanya saja kata Yuharkinus, Juhara ini secara administratif kependudukan berdomisili di Desa Sindangpalay namun secara administrasi tercatat sebagai penduduk Desa Karangpawitan. Hal itu membuat Desa awalnya kesulitan membantu.
Maka dari itu pihak Desa mengambil langkah pertama adalah dengan memindahkan administrasi kependudukan agar menjadi warga Desa Sindangpalay, dan itu sudah berhasil.
Adapun sekarang ini kendalanya adalah untuk mendapatkan BPJS, sampai sekarang sudah 2 bulan belum juga berhasil.
Dan hari ini, Senin (14/12/2020) Anggota DPRD Garut yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Garut, Yudha Puja Turnawan mengunjungi bersama desa dan pihaknya ke rumah Juhara. Dalam kesempatan tersebut Yudha Puja Turnawan membantu memperjuangkan agar Juhara mendapatkan BPJS Kesehatan.
Baca Juga:Pemkab Sumedang Pacu Kinerja Pelayanan dengan InovasiTerlambat Dirujuk ke RS, Keluarga Pasien Rusak Fasilitas Puskesmas Cibatu
Dihubungi terpisah, Ketua DPC PDI Perjuangan Garut, Yudha Puja Turnawan membenarkan bahwa dirinya telah megunjungi rumah Juhara bersama pihak Desa dan Babinsa.
Yudha begitu prihatin melihat kondisi Juhara. Sebab dengan kondisi pembusukan di kaki itu, Juhara tidak bisa produktif bekerja mencari nafkah.
Sementara untuk BPJS sendiri Yudha juga cukup heran kenapa bisa sesulit itu. Padahal untuk kondsi Juhara seperti ini harusnya bisa dipermudah dan menjadi prioritas dan mengabaikan prosedur birokrasi yang berbelit-belit.
” Pak Juhara hidup seorang diri beliau menderita sakit parah pembusukan di kakinya. Beliau tak mampu dan belum memiliki BPJS. Insya Allah BPJS Pak Juhara akan segera terbit agar pak juhara bisa mendapatkan tindakan medis yang lebih optimal,” ujar Yudha.