Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Totong mengaku belum bisa memastikan kapan KBM tatap muka untuk SD dan SMP akan dibuka walau Kemendikbud sudah memberi lampu hijau kepada setiap daerah.
Totong mengaku masih merasa takut kalau dilaksanakan KBM tatap muka karena tren kasus Covid-19 di Garut masih meningkat.
“Harus hati-hati untuk menentukan sekolah tatap muka ini. Yang jadi pertimbangannya trend (Covid-19) masih naik. Bagaimana kalau terjadi outbreak, itu kami khawatirkan,” ucapnya.
Baca Juga:Yeni Yunita: Kita Berperang Melawan Musuh Tak Terlihat, Jangan Takut!Mak Juarsih Tinggal di Pos Ronda, Ketua DPC PDI-P Garut Siap Bantu Tanah untuk Bangun Rumah
Ia mengungkapkan bahwa saat KBM tatap muka dilakukan, setidaknya 600 ribu siswa yang akan masuk sekolah. Oleh karena itu diperlukan pertimbangan matang untuk membuka sekolah agar tidak menjadi klaster baru.
“Kalau 1 persennya saja (terpapar Covid-19) maka akan ada 6 ribu orang. Makanya masih dipertimbangkan,” ungkapnya.
Bupati Garut, menurut Totong telah meminta agar KBM tatap muka diberlakukan setelah ada vaksin Covid-19. Oleh karena itu, menurutnya kecenderungan diberlakukannya KBM tatap muka untuk SD dan SMP di Kabupaten Garut setelah adanya vaksin. “Kalau Januari sudah ada vaksin, tak apa-apa sekolah dimulai,” ucapnya.
Sekolah, menurutnya bisa menjamin bisa melakukan sterilisasi lingkungannya, namun bisa saja siswa terpapar saat berangkat sekolah. Apalagi saat siswa harus menggunakan angkutan umum dan berkerumun sehingga tingkat kerawanan terpapar di jalanan semakin meningkat.
Meski begitu, Totong mengaku tidak menentang kebijakan yang dikeluarkan Kemendikbud terkait membuka sekolah di awal tahun 2021. “Prioritas utama kalau sudah ada vaksin baru akan dibuka. Kalau SMA/SMK atau perguruan tinggi mau dibuka silakan. Beda sama anak SD dan SMP yang harus dibimbing guru agar patuh ke protokol kesehatan. Makanya belum berani untuk buka sekolah,” katanya.
Rektor Universitas Garut, Abdusy Syakur Amin menyebut bahwa KBM tatap muka, termasuk perkuliahan di kampus-kampus, pihaknya tetap menunggu arahan dari Pemerintah Daerah. “Tentu kami sudah rindu dengan perkuliahan tatap muka ini. Cuma semuanya bergantung kepada Pemkab Garut,” sebutnya.
Saat ini, pihak kampus, sambil menunggu arahan dari Pemerintah Daerah, mulai menyiapkan berbagai hal, termasuk di dalamnya teknis pembelajaran tatap muka di tengah pandemi Covid-19. Selain arahan dari Pemerintah Daerah, menurutnya yang tidak kalah penting adalah perizinan dari orang tua.