Takut Jangan, Waspada Harus
RadarPriangan.com, GARUT – Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Dinas Kominfo Kabupaten Garut, Yeni Yunita mengingatkan bahwa saat ini kita sedang berperang melawan korona (Covid-19).
Namun perbedaannya, musuh yang sedang kita hadapi dalam perang ini kata Yeni, adalah musuh yang tidak terlihat oleh mata.
” Memang menyikapi pandemi ini kita sedang berperang, Berperang dengan lawan yang tidak terlihat,” ujar Yeni dalam acara Talk Show bertajuk Peran Elemen Masyarakat dalam Penanggulangan Pandemi Covid-19 yang diselenggarakan Radar Garut, belum lama ini.
Baca Juga:Mak Juarsih Tinggal di Pos Ronda, Ketua DPC PDI-P Garut Siap Bantu Tanah untuk Bangun RumahUpdate Kasus Positif Covid-19 Garut, Minggu 22 November 2020
Kendati demikian, Yeni mengingatkan agar masyarakat tidak takut berlebihan terhadap musuh yang dihadapi tersebut. Justru menurutnya, rasa takut yang berlebihan itulah yang menyebabkan kita bisa kalah oleh serangan musuh (Covid-19). Efeknya akan lebih berbahaya ketika rasa takut menguasai diri, karena di sana daya tahan tubuh akan menurun.
Rasa takut itu kata Yeni, hendaknya diganti dengan rasa waspada. Inilah kunci keberhasilan melawan korona, yaitu mengganti rasa takut dengan waspada. Dalam prakteknya waspada itu artinya disiplin menerapkan protokol kesehatan dengan 3 M.
“Setelah saya kaji banyak ngobrol dengan para medis, justru senjata untuk melawan musuh tidak terlihat ini kita harus enjoy aja. Waspada,” kata Yeni.
Yeni sendiri mengakui, banyak anggapan di masyarakat yang terkesan meremehkan keberadaan virus korona. Masyarakat menganggap virus korona ini bohong. Sehingga akhirnya banyak yang tidak patuh terhadap protokol kesehatan.
Karena itu pula, pihaknya bersama tim satgas penanggulangan covid-19 Kabupaten, melalui lintas SKPD, selalu turun ke lapangan untuk menyadarkan masyarakat agar patuh terhadap protokol kesehatan.
Sementara kasus positif di Kabupaten Garut sendiri, menurut Yeni meningkat tajam. Terutama pada bulan Oktober merupakan lonjakan paling tertinggi di Kabupaten Garut.
Klaster terbanyak dalam kasus positif ini kata Yeni merupakan klaster keluarga dan klaster pesantren. (RP)