RadarPriangan.com, NORWEGIAN – Perdana Menteri Norwegian, Erna Solberg menganggap aksi demonstran yang merobek dan membakar kitab suci Alquran sebagai bentuk kebebasan berekspresi.
Solberg berdalih, negaranya menjunjung tinggi kebebasan berekspresi, sehingga aksi itu tak bisa dilarang.
“Sangat khawatir kebebasan berekspresi yang mana kami pertahankan di Norwegia mungkin berbeda di negara lain, atau itu mungkin dipersepsikan kami tidak peduli dengan sikap SIAN, padahal kami memang peduli,” kata Solberg dilansir dari Daily Sabah, Rabu (2/9/2020).
Baca Juga:2 Wartawan Brebes Dikeroyok Saat Meliput Audensi Kades CimohongTeka-teki Jasad Misterius Terjawab Sudah, Polresta Tasik Berhasil Ungkap Pelaku
Dimana dikabarkan, unjuk rasa pada hari Sabtu di dekat parlemen dilakukan oleh kelompok Stop Islamization of Norway (SIAN). Seorang wanita anggota kelompok itu terlihat merobek halaman dari Alquran dan meludahinya.
Erna Solberg sendiri menyangkal bahwa dirinya membela apa yang dilakukan oleh SIAN. Dia membantah bagian dari mereka.
“Saya sangat memisahkan diri saya dari semua yang mereka (SIAN) perjuangkan,” katanya.
“Saya pikir menyakitkan mendengar bagaimana mereka berbicara tentang orang-orang yang tinggal di negara ini, berbicara tentang iman orang-orang yang tinggal di negara ini.”
Pernyataan Solberg datang sehari setelah Turki mengkritik protes SIAN.
“Sangat salah melihat rasisme dan permusuhan terhadap Islam sebagai bagian dari kebebasan berbicara”, kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki.
“Kenyataan bahwa partai politik arus utama tidak mencegah, atau sebagian mengizinkan pidato rasis ini hanya untuk mendapatkan suara adalah ancaman serius,” tambah pernyataan itu. (dal/fin/RP)