Aan Warga Bantaran Rel di Garut, Mengalami Stroke Lebih dari 5 Tahun Tanpa Pengobatan

Aan Warga Bantaran Rel di Garut, Mengalami Stroke Lebih dari 5 Tahun Tanpa Pengobatan
0 Komentar

Penulis : Iqbal Gojali | Editor : Feri Citra Burama

RadarPriangan.com, GARUT – Aan Supartini, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di bantaran rel Kampung Pedes, Kelurahan Jayawaras, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut mengalami stroke lebih dari lima tahun.

Aan tak mampu mengobati penyakitnya lebih jauh karena kondisi ekonomi.

Bahkan di depan rumahnya dengan jelas tertulis cap PKH, menandakan bahwa dia memang warga miskin.

Dahulunya, Aan berprofesi sebagai pengamen berkeliling. Ia harus berjalan puluhan kilometer untuk mengais rezeki di jalanan Garut untuk menghidupi anak-anaknya.

Suaminya, diketahui sudah menikah lagi, sehingga ia harus hidup mandiri.

Baca Juga:Seorang Pemuda di Rancah Ciamis Ditemukan Gantung Diri di Dapur RumahAde Ginanjar Sosialisasikan 4 Pilar di Kalangan Pemuda

Pendamping PKH Kelurahan Jayawaras, Anggit menyebut, sebelum mengalami stroke, Aan sempat mengalami stres berat usai anak perempuannya mengalami gangguan jiwa setelah pulang dari Jakarta.

“Jadi anaknya dulu memang ada yang mempekerjakan di Jakarta. Saat pulang tiba-tiba ada perubahan yang sangat drastis, bisa dikatakan gangguan jiwa,” ucap Anggit.

Putri Aan ini kata Anggit, diduga jadi korban perdagangan manusia. Anaknya yang tengah hamil bahkan sampai menggugurkan kandungan.

“Anak bu Aan ini dijual di Jakarta dan bisa kabur ke Garut saat disuruh membeli rokok sama majikannya. Tapi pas pulang ke Garut mengalami gangguan jiwa,” ujarnya.

Meski mengalami gangguan jiwa, Aan sempat mengurus anak perempuannya itu. Aan kerap mendengar anaknya meracau. Rupanya kondisi itu membuat pikiran Aan terganggu sehingga stres berat, dan terkena stroke.

Selama ini Aan tinggal di rumah berukuran 4×4 meter tanpa kamar mandi dan toilet. Untuk makan, ia mengandalkan pemberian dari warga sekitar yang peduli kepadanya.

Di rumahnya, Aan juga tinggal bersama anak laki-lakinya yang bernama Rudi dan berprofesi sebagai pemulung. Anaknya yang gangguan jiwa diurus oleh istri Ketua RW kampungnya. Sedangkan yang lainnya tinggal bersama mertua Aan yang tinggal tidak jauh dari rumahnya.

Baca Juga:Razia Masker di Garut Mulai DilakukanRidwan Kamil: Pemerintah Harus Menjadi Yang Terdepan

“Kalau sekarang rumah ibu Aan sudah layak ditempati dan ada kamar mandi juga toiletnya setelah dibersihkan oleh warga kampung sini,” katanya.

Mendengar cerita Aan, Kejaksaan Negeri (Kejari) Garut datang memberikan bantuan.

0 Komentar