RadarPriangan.com, JAKARTA – PT Bio Farma (Persero) akan mengerjakan sejumlah proses bahan baku vaksin COVID-19 dari Sinovac untuk menjadi produk akhir. Hal ini setelah adanya kesepakatan kerjasama antara perusahaan pelat merah itu dengan Sinovac.
“Mengenai vaksin yang dari Sinovac. Jadi, Bio Farma mendapatkan bahan baku dari Sinovac, bahan baku ini akan diformulasikan, kemudian di-filling dan di-packaging. Nah, tiga proses inilah yang dilakukan oleh bio farma,” ujar Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga di Jakarta, Sabtu (22/8/2020) seperti dilansir FIN (Radar Priangan Group).
Arya menjelaskan, sebagai perusahaan yang dipercaya pemerintah, Bio Farma akan melakukan serangkaian proses hingga vaksin COVID-19 itu siap diedarkan ke masyarakat. Arya mengibaratkan proses pembuatan vaksin COVID-19 layaknya mengolah masakan rendang.
Baca Juga:Erdogan Kembali Ubah Museum jadi MasjidPPN Bahan Baku Kertas Media Cetak Akan Ditanggung Pemerintah
“Kalau rendang Padang itu kan bahan bakunya daging nih. Nah di situ dipotong potong kecil, kemudian dikasih bumbu, dipanaskan sampai kering, jadilah rendang. Jadi bahan bakunya doang yang dari Sinovac. Untuk membuat ‘rendangnya’ itu ya Bio Farma,” ungkapnya.
Setelah melalui berbagai proses, selanjutnya Bio Farma akan melakukan tahapan akhir pengemasan dan siap diedarkan ke masyarakat. Sementara itu, Menteri BUMN sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPEN) Erick Thohir mengatakan Bio Farma tidak hanya sekedar mengolah dan mendistribusikan saja, tetapi juga ada unsur transfer teknologi.
“Bio Farma bekerja sama dengan Sinovac adalah sebuah kerja sama yang win-win, bahwa menyepakati dengan Sinovac dalam hal transfer knowledge, transfer teknologi, ini yang perlu digarisbawahi,” ujar Erick Thohir.
Sementara itu, Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, pihaknya sedang menanti kiriman pertama 10 juta dosis bulk (konsentrat) vaksin COVID-19 pada November 2020, dan pada Desember 2020 akan datang 10 juta dosis bulk berikutnya.
Kemudian pada bulan Januari 2021 hingga Maret 2021 akan datang 10 juta dosis bulk vaksin COVID-19 setiap bulannya. Dengan demikian, total yang akan diterima sebanyak 50 juta bulk vaksin COVID-19.
Ia menambahkan bulk yang akan diterima Bio Farma dalam bentuk Ready To Fill (RTF) pada November 2020 tidak akan langsung diproduksi, melainkan akan dilakukan serangkaian pengujian di Bio Farma dan proses registrasi di Badan POM, sampai pada akhirnya siap untuk diproduksi.