Bagaimana tidak, titik lokasi HP milik ayahnya itu ada di dalam rumah, layaknya sebuah gubuk kecil. Benar-benar memprihatinkan.
“Aduh bener-bener hati nurani mah gak bisa bohong. Nangis sebenernya liat kondisi saudara kita seperti itu,” ucapnya.
Walau begitu, Ahmad pun tetap mencoba masuk dengan baik-baik.
“Kebetulan kemarin itu malam hari kesananya. Pas saya izin masuk, di dalamnya ada suami, istri dan tiga anaknya. Di sana ada satu anak yang sedang belajar. Yang buat saya kaget dan sedih, ternyata anak itu sedang menggunakan HP bapak saya yang hilang itu untuk belajar daring,” ungkapnya.
Baca Juga:Ridwan Kamil: Cirebon Harus Terus Kejar Capaian Tes Usap Minimal 1 Persen dari Jumlah PendudukPemprov Jabar Siap Gelontorkan Rp 2,7 Triliun untuk Pemulihan Ekonomi
Saat di dalam rumah, keluarga tersebut pun sempat makan satu piring mie instan yang dimakan oleh lima orang sekaligus.
Di tengah rasa kaget dan kesedihannya itu, Ahmad pun tetap mencoba berkomunikasi dengan orang tua anak tersebut. Kepada pelaku, Ahmad mengatakan bahwa HP yang digunakan untuk belajar tersebut adalah milik orang tuanya.
“Bapaknya mengakui bahwa HP itu milik orang tua saya. Dan saya minta si bapak besok datang ke rumah menemui ayah saya agar tidak ada salah paham, dan mengaku bahwa HP tersebut ditemukan oleh si bapak,” jelasnya.
HP tersebut kemudian oleh Ahmad dibawa pulang ke rumahnya dan diserahkan kepada ayahnya. Tidak lama setelah ia datang, bapak yang diduga mengambil HP pun kemudian datang ke rumahnya sambil menangis.
Kepada ayahnya, jelas Ahmad, bapak tersebut meminta maaf atas apa yang sudah dilakukannya. Aksinya mengambil HP terpaksa dilakukan karena ingin anaknya tetap sekolah.
“Saya yakin memang tujuannya memang untuk agar anaknya belajar. Karena Cuma satu HP yang diambil, padahal ada satu HP lain dan satu laptop,” jelasnya.
Selain itu, Ahmad mengatakan bahwa dari tiga anak bapak yang diduga mengambil HP, hanya satu anaknya saja yang sekolah.
Baca Juga:Deteksi Korona di Instansi PemerintahSekdes Bawa Lari Uang BLT DD, Motifnya Sakit Hati dan Terlilit Utang
“Kondisi rumahnya memang sangat memprihatinkan. Kalau Hpnya habis batere, ngecasnya aja di rumah tetangganya. Jadinya kita tidak perpanjang, karena kasihan juga,” tutupnya. (igo/RP)