RADAR GARUT, – Pengusaha penyamakan kulit di kawasan Sukaregang Kabupaten Garut mulai bersiap menampung stok kulit hewan kurban. Momentum setahun sekali ini menjadi upaya pengrajin kulit untuk menyetok ketersediaan bahan baku hingga akhir tahun mendatang.
“Seperti kita tahu bahwa kulit sapi Jawa itu, dulu pernah menjadi idola dunia, dan kita harus mengembalikan kejayaan itu. Namun untuk sekarang populasinya yang sangat terbatas. Momentum Idul Adha ini cukup menjadi angin segar, terutama bagi pengusaha yang kembali bergeliat setelah melambat aktivitas bisnis ketika pandemi,” kata Wakil Direktur PT GMP Indrawan didampingi Kepala Humas Perusahaan Dodi Gustari, Rabu (29/7/2020).
Menurut Indra, harga beli kulit kurban tahun ini berdasarkan kesepakatan para pengusaha yang tergabung dalam Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Assosiasi Penyamakan Kulit Indonesia (APKI) Kabupaten Garut, mengalami penurunan sebesar 50 persen.
Baca Juga:PD IWO Sesalkan Gara-gara Korona, Pemkab Garut Hentikan Langganan Koran dan MajalahKisah Seorang Janda Miskin di Garut dengan Segudang Cita-cita Anaknya
” Jadi kalau dilihat dari bisnis ya pasti menguntungkan, kita ada order, kita punya fasilitas mesin, kita punya teknologi, kemudian ada bahan baku lebih murah dari tahun lalu secara bisnis. Akan tetapi doa kita itu untuk semua rekan-rekan pengusaha yang lain, bisa bangkit sehingga bisa berjaya kembali bersama-sama seperti dulu.” katanya.
Pihaknya mengalokasikan pembelian bahan baku kulit pada Idul Adha ini sekitar 250 Ton, dengan harapan sampai akhir tahun masih cukup bahan baku.
” Nanti pun di awal bulan November kita juga akan membeli sebanyak 100 Ton,” katanya.
Sementara itu, Humas PT GMP Dodi Gustari mengakui, harga kulit hewan yang biasa dijadikan bahan baku kerajinan kulit Sukaregang sedang turun. Kondisi ini sedikit menguntungkan para pengusaha penyamakan kulit yang sedang berjuang di tengah pandemi.
“ Buat teman-teman penyamak kulit di Sukaregang ini, menjadi momentum yang baik untuk bangkit dan juga untuk mengejar ketertinggalan kemarin akibat Pandemi Covid-19,” ujarnya.
Berdasarkan perkiraan APKI tahun ini, jumlah kulit yang masuk ke Garut akan melimpah, meski jumlah hewan potong kurban mengalami penurunan di Garut, tetapi belum beroperasinya beberapa perusahaan lain, termasuk perusahaan ekspor akan memberi dampak melimpahnya kulit hewan kurban yang masuk ke Garut.