RADAR GARUT, BANDUNG – Untuk memberantas buta huruf Al-Qur’an, Pemerintah Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan Pimpinan Wilayah Jam’iyatul Qurra’Wal-Huffazh Nahdlatul Ulama (PW JQH NU) Jawa Barat menggelar Diklat Satu Desa Satu Hafizh (Sadesha).
Koordinator Sadesha, KH. Lukman Hakim menerangkan, dalam kegiatan ini para peserta mendapatkan arahan mengenai wawasan kebangsaan dan keislaman yang rahmatan lil alamin. Selain itu pengayaan metode tahfizh, dan pengayaan metode tahsin al-Qur’an oleh para narasumber yang ahli di bidangnya.
“Peserta akan diberikan pengayaan tentang wawasan kebangsaan dan keislaman yang rahmatan lil alamin. Supaya tidak hanya sebatas hafal Al-Qur’an saja, melainkan harus berjiwa nasionalis dan bisa menampilkan wajah Islam sesungguhnya yang rahmah dan moderat,” ujarnya, Minggu (26/7).
Baca Juga:ASN Pemdaprov Jabar Jalani Tes Covid-19 di Gedung SateIPM Garut Masih Rendah, Totong: Rata-rata Lama Sekolah Baru 7,51
Sementara itu, Ketua PW JQH NU Jawa Barat, KH. Cecep Abdullah Syahid menambahkan, diklat Sadesha merupakan salah satu pembuktian antara sinerginya ulama dan umara di Jawa Barat dan bagian dari pembangunan Jabar Juara lahir batin.
“Program sadesha yang kita selenggarakan adalah bukti bahwa ulama dan umara di Jawa Barat saling bersinergi dan merupakan realisasi nyata dari program pembangunan jabar juara lahir batin,” katanya.
Dirinya berharap nantinya peserta diklat Sadesha harus berani bertanggung jawab memberikan pelajaran kepada masyarakat agar mampu membaca Al-Quran dengan baik dan benar.
“Saat kembali ke desa masing-masing, peserta sadesha harus bertanggung jawab mengajarkan Al-Quran agar masyarakat, agar benar-benar mampu membaca Al-Quran dengan baik dan terus terang benderang di bumi Jabar,” harapnya.
Di tempat yang sama, Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum menyampaikan bahwa masih banyak masyarakat Jawa Barat terutama usia SMP yang buta huruf Al-Quran.
“Kurang lebih ada 70% siswa SMP buta al-Qur’an di Jawa Barat. Dengan adanya program sadesha, saya berharap tidak ada lagi masyarakat Jawa Barat yang buta huruf al-Quran,” jelasnya.
Kemudian dia melanjutkan, agar para peserta sekembalinya ke desa, selain harus bisa membantu memberantas buta huruf Al-Quran, mereka juga harus melatih dan memberikan pemahaman yang komprehensif kepada warganya agar menjadi penghafal Al-Quran dan paham akan isinya.