Syaikh Islam Ibnu Taimiyah berkata dalam Majmu’ Fatawa (28/231), “Hadirnya kelompok-kelompok pengusung bid’ah, yang tulisan dan ibadah mereka menyelisihi Al-Qur’an dan as-Sunnah, maka menjelaskan keadaan mereka dan memperingatkan umat dari mereka hukumnya wajib menurut kesepakatan kaum muslimin”.
Bahkan Imam Ahmad pernah ditanya, manakah yang lebih utama antara seseorang yang berpuasa, salat (sunnah) dan beriktikaf atau seseorang yang berbicara (memperingatkan manusia) tentang ahlu bid’ah? Beliau pun menjawab, “Jika ia melaksankan salat, puasa dan iktikaf maka itu hanya buat dirinya sendiri adapun jika berbicara (mengkritisi) tentang ahlu bid’ah maka manfaatnya bagi seluruh kaum muslimin, inilah yang lebih utama.”
Dengan demikian kita perlu mewaspadai maraknya fenomena anti Arab. Karena bisa jadi sikap seperti itu adalah sebuah manuver untuk menjauhkan umat Islam dari Arab sekaligus dari Islam itu sendiri.
Baca Juga:Herdiat Minta Minimarket dan Rest Area Harus Terintegrasi dengan Potensi CiamisPenataan Kawasan Pantai Kota Cirebon dari Dana ADB
Karena itu sebagai muslim kita wajib mencintai Arab, namun juga jangan dipahami setiap yang datang dari Arab harus ditelan bulat-bulat. Selain itu, sebagai bangsa Indonesia, kita juga wajib mencintai tanah air dan budaya bangsa Indonesia yang memiliki nilai-nilai luhur dan tidak bertentangan dengan syariat Islam.
(RP/kiblat.net)