RadarPriangan.com, CIAMIS – RSUD Ciamis dikatakan nakal dengan memanipulasi data pasien korona (covid-19) agar mendapatkan keuntungan dari anggaran Covid-19.
Diantara manipulasi data yang dituduhkan adalah dengan menggelembungkan data pasien korona yang sebetulnya bukan terpapar korona.
Kabar tersebut dikatakan oleh Ketua Banggar DPR RI Said Abdullah.
Dalam keterangannya, Said mengatakan, realisasi serapan anggaran kesehatan ramai dibahas lantaran tidak sesuai ekspektasi.
Baca Juga:Pemkab Sumedang Akan Berikan Sanksi Tegas jika Tak Ikuti Protokol KesehatanSidang Pemberhentian Perangkat Desa Gebang Kulon Kabupaten Cirebon
Ia meminta Menteri Kesehatan, Terawan, menjelaskan rendahnya serapan anggaran kesehatan pada program penanganan virus Korona.
Dalam kesempatan itulah Said juga menyampaikan tindakan ‘nakal’ rumah sakit (RS) di masa pandemi virus Korona. Dia mencontohkan ada masyarakat yang terkena diabetes selama tiga tahun, namun setelah meninggal dunia dinyatakan karena COVID-19.
“Telisik punya telisik kalau dinyatakan COVID anggarannya lebih besar,” ujarnya.
Oleh karena itu, Said meminta Terawan menjelaskan permasalahan yang terjadi di lapangan.
“Memang ini ujian betul, di Pasuruan, Jambi, Ciamis ini kan viral di mana-mana,” ungkapnya.
Pernyataan Said itu kemudian disanggah oleh manajemen RSUD Ciamis. Direktur RSUD Ciamis Rizali Sopyan menyatakan hal itu tidak benar.
“Itu tidak benar,” jelasnya kepada sejumlah wartawan, Selasa (21/7/2020).
“Kami belum memiliki mesin PCR, jadi sampel pasien dari Ciamis dikirim ke Labkesda Jabar. Sehingga yang menentukan positif atau tidaknya ada di Labkesda, kami hanya menerima hasil. Memang untuk tes ini memerlukan waktu 5 sampai 7 hari,” tambahnya.
Rizali menjelaskan ada 6 pasien meninggal yang pemulasaraan jenazah dengan tata cara protokol COVID-19. Pasien itu berasal dari Panumbangan, Cipaku, Panjalu, Rajadesa, Tambaksari dan Banjarsari.
Baca Juga:Wisata Guci Dibuka Hanya untuk 4 DaerahGugus Tugas Kabupaten Cirebon Razia Masker, Warga Kena Sanksi Sosial
“Sekali lagi kami tegaskan tuduhan Rumah Sakit ‘Nakal’ itu tidak benar,” tegasnya.
Rizali juga menjelaskan data yang ada di RSUD Ciamis untuk jumlah total PDP (pasien dalam pengawasan) sampai dengan saat ini 129 orang. Sebanyak 123 orang diantaranya telah dipulangkan dengan status ODP (orang dalam pantauan).
“3 orang PDP meninggal dengan hasil rapid test non reaktif dan PCR atau swab test dengan hasil negatif. 1 orang PDP dirujuk ke rumah sakit di Bandung dengan hasil tes rapid reaktif dan PCR positif,” ujar Rizali.