Sistem Closed Loop, Cara Pupuk Kujang dan Kadin Berkolaborasi Jaga Kestabilan Ketahanan Pangan Rakyat

Sistem Closed Loop, Cara Pupuk Kujang dan Kadin Berkolaborasi Jaga Kestabilan Ketahanan Pangan Rakyat
0 Komentar

RadarPriangan.com, GARUT – Ketersediaan pangan harus menjadi prioritas utama selain penanganan Covid-19. Stok dan distribusi komoditas pertanian selama ini menjadi persoalan tersendiri, terutama selama masa pandemi ini. Salah satu upaya sebagai alternatif yang bisa dilakukan untuk menangani masalah tersebut yakni dengan sistem closed loop.

Plt Direktur Utama Pupuk Kujang Rita Widayati bersama Ketua Komtap Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Bidang Hortikultura sekaligus Dekom Pupuk Kujang Karen Tambayong meninjau kebun yang berada di kawasan Agrowisata Eptilu milik Petani Muda Rizal Fahreza yang merupakan petani binaan Pupuk Kujang, Selasa (14/7/2020).

Selama ini kata Rita, PT Pupuk Kujang sudah mejadikan Garut sebagai lokasi tidak hanya untuk pemasaran pupuk bersubsidi, juga untuk pupuk non-subsidi/ritel. Pupuk yang dipasarkan secara komersial ini dirancang secara khusus sesuai dengan karakter dari jenis tanaman tertentu.

Baca Juga:Belajar Masih Daring, Bupati Garut Wajibkan Sekolah Tingkatkan Kualitas PendidikanKasus Positif Korona di Garut jadi 28 Orang, Kembali Menjangkiti Petugas Puskesmas

Lanjutnya, untuk Tanaman hortikultura, kebutuhan pupuk sering masih harus didatangkan dari impor. Dengan berproduksi di dalam negeri, akan membantu upaya menjaga keseimbangan neraca perdagangan nasional.

Rita menambahkan, dalam closed-loop ini PT Pupuk Kujang berperan dalam pendampingan aplikasi pupuk sehingga hasil lebih optimal. Tim Agronomis Pupuk Kujang bergeriliya bersama petani dari perbaikan lahan petani menggunakan organik Excow dan pembenah tanah Bion Up untuk meningkatkan produktivitas disupport oleh Pupuk Nitroku untuk hortikultura, Jeranti untuk tanaman Buah dan NPK 30-6-8 pada tanaman pangan terbukti telah terjadi peningkatan produksi untuk kentang sebanyak 29%, untuk cabai sebanyak 22%, pada tanaman Jagung sebanyak 26% dan Jeruk Dekopon sebanyak 27%.

“Closed-Loop agribisnis ini akan mengurai permasalahan supply chain yang muncul seperti produk melimpah dan langkanya produk pertanian. Model closed-loop ke depan diharapkan dapat menjadi success story yang dapat menjadi referensi dalam pengembangan bisnis hortikultura di Indonesia “kata Rita saat ditemui disela-sela peninjauan kebun.

Sementara itu, Ketua Komtap Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Bidang Hortikultura sekaligus Dekom Pupuk Kujang Karen Tambayong menyampaikan, untuk memecahkan permasalahan penyediaan pangan, sebagai Ketua Komtap Kadin bidang hortikultura berkolaborasi dengan instansi pangan & pupuk sangat penting untuk dilakukan.

0 Komentar