RadarPriangan.com, GARUT – Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Garut, menilai pembahasan RUU HIP (Haluan Idiologi Pancasila) di tengah pandemi tidak mencerminkan keseriusan pemerintah dalam menghadapi bencana nasional.
Riana Abdul Azis, Ketua KAMMI Garut mengatakan, agenda ini, memunculkan kecurigaan di tengah publik. Karena pembahasan dasar negara dinilai tidak akan menjadi solusi konkret dalam menghentikan penyebaran pandemi.
” Selain agenda pembahasan RUU ini, konten dari pembahasannya pun menimbulkan polemik diantara akademisi, ormas, bahkan tokoh masyarakat. Pasalnya, rencana yang disusun DPR-RI dalam HIP ini mengindikasikan monopoli tafsir dasar negara,” ujarnya.
Baca Juga:Penambahan Kasus Positif Korona KC-26 Garut Merupakan Transmisi LokalKasus Positif Covid-19 Kabupaten Garut Bertambah 1 Kasus jadi 26 Orang
Selain itu, pada pasal 7 yang membahas inti pancasila, dari 5 sila menjadi 3 sila hingga menjadi 1 sila yakni ditafsirkan gotong royong, ini mengindikasian adanya paham komunisme.
” Seharusnya, walaupun 5 sila dikerucutkan menjadi 1 sila, sila tersebut adalah ketuhanan yang maha esa,”kata Riana.
Maka dari itu tak heran kalau kemudian kecurigaan munculnya paham komunisme berkembang di masyarakat karena seolah ada indikasi ingin menghilangkan unsur ketuhanan di dalam Pancasila.
Riana juga memandang ada hal yang jauh lebih penting diselesaikan yaitu Pandemi covid-19 di tanah air.
“Jangan seenaknya dalam membahas RUU! Coba jelaskan kepada publik bagaimana korelasi antara RUU HIP dengan solusi dari penyebaran pandemi. Kalau Pancasila sudah final, kenapa harus ada pembahasan-pembahasan seperti ini lagi? Saya pancasilais dan Saya menolak pancasila diotak-atik lagi,” tutupnya.(RP)