RadarPriangan.com, GARUT – Pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) parsial memberi dampak pada tingginya peningkatan volume sampah di Kabupaten Garut. Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Garut, Uu Saepudin kepada wartawan di ruang kerjanya, kemarin (2/6/2020).
“Dengan adanya kasus Covid-19 volume sampah makin banyak, untuk penarikan sampah per hari biasanya 9 ton dengan upaya pengangkutan 98 rit (putaran mobil truk angkutan sampah, red). Setelah adanya pandemi, warga banyak berdiam di rumah jadi banyak makan, kondisi berdampak pada meningkatnya volume sampah menjadi 11,4 ton atau 115 rit per hari,” kata Uu.
Meski berada di tengah pandemi yang berdampak pada penyesuaian pola kerja, tapi kata Uu, pelayanan pengangkutan sampah yang dilakukan DLH tidak terganggu.
Baca Juga:Kakek Jompo di Leuwigoong Garut ini Menumpang Tinggal di Rumah Kosong Sebatang KaraOrang Tua Mulai Cemas Anaknya Ketinggalan Pelajaran, Disdik Garut Siapkan Segala Kemungkinan
“Kita tidak bisa berubah, ketika berhenti satu rit saja terjadi penumpukan yang berpotensi menyebabkan banyak bibit penyakit,” katanya.
Demi meningkatkan optimalisasi kinerja bawahannya, ia pun telah mengajukan agar Pemkab bisa memberikan perangkat pengamanan bagi petugas lapangan. Perlengkapan tersebut mulai dari masker, kacamata google, sepatu, sarung tangan hingga handsanitizer.
“Selain itu, kita menginginkan pembukaan TPA baru di lima daerah, selain TPA Pasirbajing di Kecamatan Banyuresmi, diharapkan ada juga di Malangbong, Pameungpeuk, Banjarwangi, Caringin. Minimal tahun 2021 ada pembebasan lahan. Karena FS – nya (Feasibility Study, red) sudah dibuat. Itu sesuai kebijakan strategi nasional, semua terlayani 421 desa harus terlayani,” pungkasnya. (erf)