RadarPriangan.com, GARUT – Tim dari Dinas Kesehatan Kabupaten Garut dikawal Polisi dan anggota TNI (Babinsa) melakukan rapid test di Kampung Babakanloa RT 02 RW 8 Desa Sindangsari, Kecamatan Leuwigoong, Kabupaten Garut, Selasa (2/6/2020).
Rapid test dilakukan terhadap 44 warga yang diduga sempat kontak fisik dengan KC-17 (pasien positif korona ketujuhbelas di Garut).
Ketua RT dan Ketua RW setempat ikut menyaksikan rapid test tersebut di halaman rumah di bawah tenda yang didirikan oleh petugas Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kecamatan Leuwigoong.
Baca Juga:Volume Sampah TPA Pasirbajing Meningkat di Masa PandemiKakek Jompo di Leuwigoong Garut ini Menumpang Tinggal di Rumah Kosong Sebatang Kara
Anggota BPD Sindangsari Aom yang ikut menghadiri rapid test menyebutkan, sebanyak 44 warga termasuk warga dari luar Sindangsari dipanggil petugas untuk menjalani rapid test. Kesadaran mereka menjalani rapid test cukup tinggi. Mereka rela menunggu giliran dipanggil oleh petugas.
Dari Desa Leuwigoong ada dua orang yang menjalani rapid test. Karena salah seorang dia antaranya sempat pulang bareng dengan KC-17 dari Kendari Sulawesi Tenggara. Aom berharap hasil dari rapid test itu tak ada yang reaktif.
Dari pantauan di lapangan, para petugas yang melakukan rapid test semuanya memakai Alat Pelindung Diri (APD). Sedangkan warga yang menjalani rapid test menggunakan masker dan sebelumnya mencuci tangan.
Selama berlangsung rapid test, jalan Babanloa ditutup sementara. Di pintu gerbang jalan ada warga yang menjaga dan memberitahukan tentang kegiatan rapid test. Pengendara tak boleh masuk ke jalan kampung itu.
Kades Sindangsari Kusnadi Hermawan ketika ditemui di lokasi Selasa siang mengungkapkan, secara umum kesadaran warga yang dipanggil menjalani rapid test cukup tinggi. Meski di antaranya ada warga yang sudah dipanggil tapi tidak hadir karena mendadak pergi ke tempat lain.
Menurutnya rapid test ini sangat penting untuk mengetahui kondisi kesehatan warga yang sempat kontak fisik dengan KC-17. (pap)