Kata ‘secara damai’ itu tidak digunakan lagi. Itu terlihat dari pembukaan Sidang Pleno DPR di Beijing Senin lalu.
Di forum itu Perdana Menteri Tiongkok Li Kejiang tegas: mengusahakan penyatuan Taiwan – -tanpa kata secara damai.
Padahal, biasanya, setiap tahun, setiap pembukaan Sidang Pleno seperti itu, kalimat “mengusahakan penyatuan Taiwan” selalu diucapkan dengan tambahan “secara damai”.
Baca Juga:Positif Covid-19 di Garut Bertambah Lagi 3 KasusSetiawan Konfirmasi Kepgub Jabar soal Perpanjangan PSBB Provinsi
Tiongkok melihat Taiwan sudah di batas lepas. Itu terlihat dari pernyataan Menlu Amerika Serikat Michael Pompeo.
Maka dalam hal Taiwan, Tiongkok juga sudah siap dengan risiko terburuk. Apalagi kapal perang Amerika sudah sering berada di Taiwan –seperti sudah siap membentengi Taiwan.
Tsai Ing-wen sendiri yang menyalakan sumbu: dua hari lalu. Dia menyatakan: orang Hongkong yang merasa terancam Tiongkok silakan lari ke Taiwan. Akan ditampung di Taiwan. Diberi pekerjaan. Dijamin kehidupan mereka.
Bisa jadi itu sebagai balas jasa. Tahun lalu Ing-wen dipastikan akan kalah pilpres. Lalu terjadilah huru-hara di Hongkong. Ing-wen berhasil membonceng huru-hara itu. Tiba-tiba namanyi melejit lagi: menang telak di pilpres lalu.
Tapi pernyataan Ing-wen itu sekaligus berarti penyalaan sumbu perlawanan pada Tiongkok.
Sudah tidak ada lagi diplomasi. Sudah habis basa-basi.
Tiongkok sudah bersikap jelas. Tiongkok sudah seperti sesumbar: ini dadaku, mana Donaldmu.
Kalau saja ada tebak-tebakan sikap apa yang akan diambil Donald Trump pasti pemenangnya M. Nuh dari Jambi itu. (Dahlan Iskan)