RadarPriangan.com, GARUT – Pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di perkotaan Garut dinilai belum efektif. Warga melihat, PSBB di wilayah perkotaan Garut mirip dengan pemberlakuan car free day (CFD).
Selain kurang ketat, sejumlah titik di perkotaan justru dimanfaatkan sebagai lahan parkir baru.
“Saya lihat PSBB di Garut belum gitu greget, soalnya jalan-jalan makin hari makin rame, warga kurang peduli PSBB, yang punya kepentingan yang sekedar main main, masih saja tumplek ke jalan, di jalan Ahmad Yani saja tidak ada beda dengan car free day, hanya mobil motor yang susah lewat, orangnya masih bebas lalu lalang jalan jalan,” kata Gita (23) salah seorang warga Kecamatan Tarogong Kaler menanggapi pelaksanaan PSBB di perkotaan Garut, Selasa (12/5/2020).
Baca Juga:Ridwan Kamil Sambut Bantuan Alat PCR Kedutaan Amerika SerikatFraksi Demokrat Dorong Pemkab Garut Kurangi Tarif PBB dan Menyalurkan Insentif, Pada Warga Terdampak Covid-19
Hal senada diungkapkan Auji (27) warga lainnya asal Kabupaten Garut. Ia menilai, pelaksanaan PSBB di Kabupaten Garut perlu dievaluasi karena kurang efektif. Lebih parahnya, banyak akses jalan bagi kendaraan bermotor yang ditutup, justru menimbulkan masalah baru dengan menjamurnya parkir liar.
Ia berharap, jika PSBB dalam rangka memutus mata rantai penyebaran Covid19 di Garut mau diterapkan, maka petugas yang berjaga harus tegas, masyarakat pun harus sadar akan hal tersebut.
“Jangan sampai ada orang luar wilayah itu masuk ke daerah zona merah, termasuk di area perkotaan Garut. Karena PSBB di Garut tidak jauh dengan CFD, kurang ada pembatasan aktivitas sosial, warga masih leluasa main. Jadi ini mah PSBB rasa CFD,” pungkasnya. (erf)