RadarPriangan.com, CIAMIS – Setiap datangnya bulan Ramadan, pedagang kulit bedug musiman selalu bermunculan di wilayah Maleber, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Bahkan ada pedagang kulit bedug yang sudah 12 tahun berjualan di wilayah ini. Sebut saja misalny Haer (45). Dia mengaku betah menekuni usaha ini karena amanah dari orang tuanya.
” Sudah hampir 12 tahun berjualan kulit bedug di sini, orang-orang yang mencari pun sudah tahu bahwa setiap bulan suci Ramadan di sini ada jualan kulit bedug,”ujarnya (11/5/2020).
Baca Juga:DPD KNPI Garut Membagikan APD ke Puskesmas CilawuDPC PDI-P Garut Salurkan Bantuan ke Guru Honorer SLB
Ketekunannya berjualan bedug ini, rupanya bukan karena dorongan ekonomi semata. Haer juga berniat agar setiap masjid di CIamis selalu memiliki bedug. Sehingga di setiap Ramadan dan bulan-bulan lain tradisi “ngabesug” selalu ada.
” Untuk pembeli biasanya langganan yang biasa, yang sudah rusak kulit bedugnya pasti ke sini,” ucapnya.
Namun begitu, Haer mengaku pada tahun ini suasananya sangat berbeda. Penjualan kulit bedug tahun ini sangat sepi dikarenakan wabah korona. Apalagi sejak diterapkannya PSBB di Ciamis.
“Semenjak PSBB mulai diberlakukan di Ciamis,. penjualan kulit bedug menurun pengunjung pun bisa dihitung jari,” katanya.
Ketika ditanya soal harga, Haer menyebut kulit bedug memiliki variasi harga. Mulai dari Rp 40 ribu sampai Rp 80 ribu. Tergantung bahan kulitnya.
“Penjualan kulit bedug tidak bisa di prediksi di tiap tahunnya, terkadang setahun habis 40 bahkan lebih,” bebernya.
Pada tahun inipun, dia mengaku kesulitan mencari bahan kulit bedug. ” Sepi karena adanya penyakit menular korona dan di berlakukannya PSBB jadi warga disuruh di rumah saja,” Jelasnya.(mg2)