“Ini adalah gambaran nasional. Kalau ingin tahu gambaran lebih detail daerah bisa masuk ke www.covid19.go.id, nanti bisa klik daerah mana saja dan gambarannya akan berbeda,” terang Wiku.
Dia memaparkan data penambahan kasus mingguan COVID-19 di Tanah Air saat ini menunjukkan gerakan kurva melandai. Untuk melihat kondisi tersebut, minimal harus dilihat dari 10 provinsi. Termasuk provinsi yang memiliki penambahan kasus terbanyak.
Saat ini, 10 provinsi dengan penambahan kasus COVID-19 terbanyak di Tanah Air meliputi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Banten, Nusa Tenggara Barat, Bali, Papua, dan Sumatera Barat. “Namun jangan interpretasikan melandai itu berakhir. Belum karena ini baru data satu minggu,” urainya.
Baca Juga:Alhamdulillah, Sejak 30 April Positif Covid-19 di Garut Stagnan di Angka 11 KasusDPD KNPI Garut Kembali Bagikan Sembako di Tiga Kecamatan, Seperti ini Aspirasi Warga yang Diterima
Data setiap minggu itu penting untuk diperhatikan sebab merupakan gambaran yang lebih realistis. Jika hanya melihat pada angka kumulatif, tentu terlihat selalu naik dan membuat masyarakat menjadi was-was.
“Padahal jika dilihat data per minggu itu sudah ada melandai. Semoga nanti naik sedikit atau tetap. Kalau untuk turun itu belum tentu,” terangnya.
Menurut dia, jika penambahan data COVID-19 minggu selanjutnya menunjukkan kenaikan data yang sedikit saja atau tetap, berarti sudah ada kecenderungan menurun. Ia mengimbau setiap orang bersama-sama berperang melawan COVID-19.
Selain itu, seluruh pimpinan daerah juga perlu memastikan masyarakatnya dikendalikan. “Ini seperti lari maraton di mana pesertanya ialah seluruh rakyat Indonesia. Untuk berlari itu dibutuhkan ketahanan yang panjang,” ucapnya. (rh/fin)