Selain itu, Jabar juga memiliki 54 lokasi pemakaman yang telah disiapkan untuk korban meninggal COVID-19. Kang Emil pun menegaskan bahwa pihaknya akan memperbanyak pengetesan COVID-19 di tempat-tempat kerumunan seperti pasar tradisional.
“Saya laporkan jumlah pasien positif yang dirawat di rumah sakit. Dari jumlah 400-an (pasien) di akhir April, seminggu (awal Mei) ini sudah tinggal 300-an pasien positif yang ada di rumah sakit. Ini ada anomali, berita baik ini tolong sampaikan ke para dokter dan tenaga kesehatan bahwa di Jawa Barat jumlah pasien positif yang dirawat di rumah sakit turun,” tutur Kang Emil.
“Kemudian angka kematian (akibat COVID-19) juga turun, dari tujuh kematian per hari sekarang jadi empat kematian per hari. Juga jumlah kesembuhan naik dua kali lipat, sehingga kita berharap tren positif ini terjaga,” katanya.
Baca Juga:Awasi PSBB, Aparat Gabungan Tertibkan Pasar Manis CiamisSaat Operasi PSBB, Polisi Dapati Warga Garut Sedang Makan Mie Ayam
Adapun webminar atau seminar online ini mengangkat tema ‘COVID-19: Respons Kebijakan, Tatakelola Pengendalian, dan Kestabilan Sosial’ yang digelar oleh Injabar hasil kerja sama Unpad dan Pemerintah Daerah Provinsi Jabar sebagai pusat dan riset pembangunan Jabar.
“Saya mengapresiasi inisiatif Injabar. Injabar ini adalah hasil kesepakatan bahwa kami di Jawa Barat membutuhkan input-input dalam pengambilan keputusan terkait pembangunan Jawa Barat. Dan menitipkan institusi satu pintu (di Unpad) untuk memberikan nasihat kepada Jawa Barat,” tandasnya.(rls/Humas Jabar)