Pejabat pemerintahan Trump mengatakan berlanjutnya kebungkaman media Korut mengenai keberadaan Kim memperjelas keprihatinan mengenai kondisinya, dan bahwa informasi tetap minim.
Harian NK, laman berbasis di Seoul yang melaporkan tentang Korut. Mereka mengutip satu sumber anonim di Korut yang mengatakan bahwa Kim menjalani perawatan medis di kawasan tempat peristirahatan Hyangsan sebelah utara ibukota Pyongyang.
Dikatakan bahwa Kim sedang menjalani pemulihan setelah menjalani operasi jantung pada 12 April. Sejak itu laporan berbagai media Korsel mengutip sumber anonim pekan ini menyebutkan bahwa Kim mungkin berada di kawasan Wonsan.
Baca Juga:Tidak Ada Lagi Bukber di Masjid Agung CiamisHilangnya Indera Pengecap dan Penciuman Perlu Diwaspadai
Dan pada Jumat (24/4) kantor berita setempat Newsis mengutip sumber intelijen Korsel yang melaporkan bahwa kereta khusus untuk Kim terlihat di Wonsan, sementara pesawat pribadi Kim tetap di Pyongyang. Newsis melaporkan Kim mungkin sedang berlindung dari Covid-19, penyakit pernapasan yang diakibatkan oleh virus baru Corona.
Menanggapi spekulasi yang mencuat, pengamat internasional dan guru besar hukum internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana berpendapat, apabila Korea Utara dipimpin kalangan senior selepas Kim Jon Un meninggal dunia, maka hubungan Korea Utara dengan Korea Selatan maupun Amerika Serikat dapat berpengaruh ke arah yang negatif.
”Ya, saat ini banyak sekali spekulasi yang beredar siapa yang menjadi pengganti Kim Jong Un. Kalau penggantinya lebih senior dari Kim Jong Un maka garis kebijakannya tentu berbeda dengan Kim Jong Un dan mempengaruhi hubungan Korea Utara dengan Korea Selatan ke arah negatif,” tutur Hikmahanto Juwana.
Ia mencontohkan calon yang pantas menggantikan posisi Kim Jong Un dari kalangan senior itu yaitu bibi dari Kim Jong Un, Kim Kyong Hui. Kim Kyong Hui pernah menjadi figur yang kuat pada masa kepemimpinan saat kakaknya Kim Jong Il menjadi pemimpin Korea Utara.
”Bibinya itu mengalami masa-masa ayahnya Kim Jong Un yaitu Kim Jong Il berkuasa. Apabila Kim Kyong Hui menggantikan Kim Jong Un sebagai pemimpin Korea Utara, maka garis kebijakan pemerintahannya yang seperti di masa Kim Jong Il akan diterapkan kembali,” tutur Hikmahanto.