“Jadi ternyata seragam yang kita kasih itu digunakan sehari-hari karena dia tidak memiliki pakaian lain. Hanya ada beberapa pakaian yang bisa dia gunakan, salah satunya seragam yang kita kasih itu,” kata Titin.
Kondisi inilah kata Titin yang membuatnya begitu pilu dan akan terus tergerak untuk memperjuangkan anak yatim Athifah. Salah satunya melalui santunan yang rutin digelarnya tiap tahun bersama beberapa komunitas.
Namun demikian, tentu, kemampuan Titin dan suami, terbatas. Titin sangat mengharapkan peran serta Pemerintah, perusahaan swasta atau siapapun yang tergerak hatinya agar melihat kondisi anak yatim Athifah.
Baca Juga:Berhasil Ungkap Kasus Kriminal, Polres Banjar Dapat Penghargaan dari Wali KotaJalan Amblas, Akses Kendaraan Menuju Desa Sidamulih di Ciamis Terputus
“Karena saya serba terbatas, serba kekurangan. Saya berharap banyak pihak lain baik dari Pemerintah, ataupun pengusaha, Dinas Sosial, atau siapapun, yang bisa membantu bersama-sama untuk kesejahteraan mereka (anak yatim). Karena mereka berasal dari keluarga yang sangat-sangat tidak mampu,” katanya. (fer)