RadarPriangan.com, GARUT – Pengusaha Dodol Garut menyambut baik upaya pembatasan impor gula pasir yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat. Hal tersebut diharapkan berdampak positif pada para pengusaha gula lokal.
Meski demikian, tetap saja pemerintah juga harus mengontrol harga gula lokal agar tidak terjadi lonjakan yang begitu berarti bagi stabilitas usaha.
“Saya sangat bersyukur malah dengan adanya pembatasan kran impor gula pasir, jadi bisa lebih mengedepankan produk lokal,” kata Pengusaha Dodol, Ato Hermanto kepada wartawan di Kantornya, Jalan Papandayan, kemarin (20/02/2020).
Baca Juga:5 Calo Emas Ditangkap Polisi, Karena Membeli Hasil CurianDana Desa Harus Dialokasikan Untuk Penanganan Stunting
Lanjutnya, untuk kebutuhan industri, pihaknya tidak selalu mengandalkan bahan impor impor. Pasalnya, gula yang paling cocok untuk produksi dodol menggunakan gula lokal.
“Kita selalu menggunakan gula lokal. Kalau distributor kita ada di Lampung. Dari dulu sampai sekarang masih menggunakan gula pasir dan tidak menggunakan gula rafinasi atau gula impor,” katanya.
Sehingga kata Ato, dengan tertutupnya keran gula impor saat ini, pihaknya tidak begitu terpengaruh. Terlebih menurut Ato, gula lokal lebih memiliki kualitas lebih baik daripada gula impor.
Sementara itu, salah seorang pegawai di pabrik dodol Garut, Insan, mengatakan, meski tidak begitu berpengaruh dengan kurangnya impor gula saat ini, harga gula lokal mengalami kenaikan sebesar Rp400 per kilogram.
“Meski tidak menyebabkan terhambatnya produksi, tapi tetap saja buat kita gerah karena kenaikan ini jika dilihat dari skala banyak ya lumayan. Semoga tidak semakin naik lagi,” pungkasnya. (erf)