18 Agustus, SMA-SMK di Garut Batal Belajar Tatap Muka

18 Agustus, SMA-SMK di Garut Batal Belajar Tatap Muka
Kondisi SMAN 17 Garut mulai menata berbagai sarana dan prasarana untuk proses pembelajaran di tengah pandemi Covid19 (Muhamad Erfan)
0 Komentar

Editor : Muhamad Erfan

RadarPriangan.com,GARUT – Belajar tatap muka bagi SMA-SMK yang direncanakan pada 18 Agustus 2020 mendatang, batal digelar. Hal tersebut lantaran banyak hasil sekolah yang mengajukan tidak lolos verifikasi. Demikian diungkapkan Kepala KCD Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat wilayah XI, Asep Sudarsono, Jumat (14/8/2020).

Lanjutnya, peningkatan kasus konfirmasi positif Covid19 di sejumlah wilayah yang ada di Kabupaten Garut menambah daftar zona merah di beberapa kecamatan.

Untuk itu kata Asep, pihaknya akan melakukan verifikasi ulang ke setiap sekolah bersama tim kesehatan, termasuk melakukan rapid tes maupun swab tes bagi para guru.

Baca Juga:September, SMP di Garut Rencanakan Belajar Tatap MukaInnalillahi! Liang Lahat di Perkotaan Makin Sempit, Pemerintah Upayakan Perluasan Lahan

“Jadi undurkan kembali (sekolah tatap muka, red) karena semangat mereka tak boleh dipatahkan. Tapi tak boleh kesampingkan keselamatan guru, siswa, dan orang tua,” jelasnya.

Faktor keselamatan menjadi alasan utama pihak KCD Disdik wilayah XI Jabar memilih untuk menunda kegiatan belajar tatap muka bagi SMA SMK di Kabupaten Garut.

“Ini juga beri pembelajaran, ternyata tak mudah melakukan kegiatan tatap muka,” tambahnya.

Berdasarkan hasil verifikasi sementara, sejumlah sekolah belum menyiapkan sarana di masa adaptasi kebiasan baru (AKB). Maka dari itu, pihaknya menegaskan jika ada satu verifikasi yang tak terpenuhi maka belajar di sekolah tidak bisa dibuka dulu.

“Tidak ada keringanan, semua syarat harus terpenuhi,” katanya.

Tidak cukup melengkapi sarana sekolah berdasarkan protokol kesehatan saja, para guru pun harus dipastikan melakukan rapid tes atau swab tes.

“Sebenarnya ada yang sudah masuk verifikasi kayak di SMKN 1 Garut. Tinggal rapid test guru. Tapi daerahnya kini masuk zona merah. Padahal sarana dan kurikulum sudah dicek dan siap,” tambahnya.

Asep menyebutkan, evaluasi akan dilakukan selama 14 hari ke depan. Sekolah yang masuk zona hijau dan kuning akan jadi prioritas untuk melakukan belajar tatap muka, jika semua syarat terpenuhi. (erf)

0 Komentar